Pernah
Disamping jendela rumahku
Aku menunggu
Kamu melintasi jalanan itu
sembari menatap kedalam kegelapan yang menggantung dilangit
Aku tersenyum
Melumat rasaku sendiri
Disini menghadirkanmu ribuan kali
Tanpa sepengetahuanmu
Aku merindukanmu, memanggil namamu
Untukmu.. Untuk dirimu
Dengan jari telunjuk aku menggambarkanmu di langit malam itu
Bersamaku menjalin satu kata yang ku sebut cinta.
Cukup... Hari-hari itu telah lama berlalu
Namun hati masih tertambat di masa-masa itu
Saat ada dirimu... Aku dan kita
Yang kini telah menjadi hampa.

090717
AL

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sajak Airmata

Sebuah Anugrah, Bukan Yang Terindah Namun Yang Paling Berharga.